DON'T LIKE ME

Gempa dan sunami di Jepang


 ----------------------------------------------------------------------------------
Korban Tewas Lampaui 1.000 Orang di jepang


Foto: Reuters/Kyodo
TOKYO --  Gempa dahsyat berkekuatan 8,9 skala Richter (SR) yang disertai gelombang pasang laut (tsunami) menerjang pantai timur laut Jepang siang kemarin (11/3). Pusat gempa yang terjadi pada pukul 14.46 waktu setempat itu berada pada kedalaman 24 km di bawah laut sekitar 130 km timur Sendai, Pulau Honshu, atau 373 km dari Tokyo.

Gempa berlangsung selama dua menit. Bahkan, dalam rentang waktu dua jam, gempa dahsyat itu memicu tsunami setinggi 10 meter. Gempa tersebut terasa hingga Tokyo. Sejumlah bangunan di ibu kota rusak dan terbakar. Lebih dari itu, areal pertanian dalam skala luas tergenang banjir air laut.

Meski pemerintah Jepang dinilai telah sangat siap menghadapi ancaman gempa dan tsunami, musibah kali ini tetap merenggut korban dan mengakibatkan kerusakan dalam skala luas. Korban jiwa ditaksir ratusan orang. Kantor berita Kyodo melaporkan tadi malam bahwa korban tewas dalam musibah tersebut diperkirakan telah melampaui 1.000 orang.

Bencana terdahsyat dalam 140 tahun terakhir di Jepang itu telah meluluhlantakkan banyak bangunan, gedung, pabrik, jalan, dan bandara. "Gempa bumi (dan tsunami) kali ini telah menyebabkan kerusakan besar di wilayah yang sangat luas di utara Jepang," kata Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan dalam keterangan kepada wartawan.

Sejumlah reaktor nuklir dan kilang minyak di Jepang terbakar akibat musibah tersebut. Situasi itu memunculkan siaga nuklir di Negeri Matahari Terbit itu. Tetapi, pemerintah akhirnya memastikan bahwa tidak sampai terjadi kebocoran atau radiasi nuklir dalam bencana kali ini.

Sekitar 4,4 juta rumah dan bangunan di wilayah utara Jepang kehilangan suplai listrik akibat putusnya jaringan kelistrikan di negara tersebut. Sebuah hotel di Sendai kolaps dan dikhawatirkan banyak orang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan itu. Sebuah kapal yang mengangkut 100 orang juga tersapu dan terseret oleh tsunami tersebut.

"Saya benar-benar ketakutan. Sampai saat ini saya masih merasa ketakutan," cerita Hidekatsu Hata, 36, manajer sebuah restoran mi Tiongkok di Kota Tokyo yang ikut terguncang akibat gempa tersebut. "Saya belum pernah mengalami gempa sedahsyat kali ini," lanjut dia.

Gempa kali ini merupakan terbesar kelima yang mengguncang dunia dalam seabad terakhir. Sekitar 20 negara diperkirakan berada dalam radar tsunami Jepang kali ini. Filipina dan Indonesia mengeluarkan peringatan tsunami menyusul gempa dan tsunamdi Jepang itu. The Pacific Tsunami Warning Center yang berpusat di Hawaii juga telah mengeluarkan peringatan ke negara-negara di barat dan kawasan Pasifik, termasuk Kolombia dan Peru.

Setelah gempa yang pertama, beberapa kali terjadi guncangan. Di Tokyo, terjadi kepanikan luas. Sebuah kilang minyak di dekat kota itu terbakar. Lusinan tanki penyimpanan minyak terancam. "Orang-orang membanjiri jalan. Benar-benar luar biasanya situasinya. Setiap orang berupaya cepat pulang, tetapi tidak ada satu pun taksi yang melintas di kawasan Ginza. Padahal, biasanya banyak taksi lalu lalang," ujar Koji Goto, 43, warga Tokyo.   

Tayangan televisi menunjukkan gelombang air yang bercampur lumpur menerjang areal pertanian pantai dekat Kota Sendai, yang berpenduduk sejuta jiwa. Kapal-kapal di kawasan pantai kota tersebut diombang-ambingkan gelombang.   

Sendai yang berjarak sekitar 300 km timur laut Tokyo adalah episentrum gempa kemarin. Stasiun televisi  NHK memperlihatkan tayangan gambar asap tebal dan api mengepul dari sebuah bangunan di Odaiba, pinggiran Tokyo. Sebuah kereta peluru atau shinkansen (kereta cepat) dengan tujuan ke utara terpaksa dihentikan.  Asap tebal juga memenuhi area industri di kawasan Isogo, Yokohama. Banyak warga kota itu berhamburan keluar dari bangunan demi menyelamatkan diri.    

Dalam tayangan televisi, terlihat pula kapal-kapal, mobil, dan truk terguling atau terbalik seperti mainan akibat dihantam tsunamidi kota kecil Kamaichi, utara Jepang. Sebuah jalan layang ambruk dan sejumlah mobil yang melintas terbalik. 

Gempa dan tsunami kali ini merupakan terbesar di Jepang. Japan Meteorological Agency menyatakan, kedahsyatan gempa kemarin melampaui kekuatan gempa Great Kanto pada 1 September 1923. Saat itu, gempa dahsyat 7,9 SR tersebut menewaskan lebih dari 140 ribu orang di kawasan Tokyo.

Dampak gempa kali ini juga diprediksi melewati gempa Kobe pada 1995 yang mengakibatkan kerugian USD 100 miliar (sekitar Rp 900 triliun) dan menjadi bencana alam termahal dalam sejarah di dunia. Kerusakan ekonomi akibat gempa dan tsunami di Samudera India pada 2004 diperkirakan membawa kerugian USD 10 miliar (sekitar Rp 90 triliun).   

Gempa dahsyat kemarin membuat penumpang sebuah kereta bawah tanah di Tokyo menjerit dan dicekam ketakutan. Mereka berupaya meraih tangan penumpang lain atau mencari pegangan agar tidak terjatuh dan luka. Guncangan memang cukup dahsyat sehingga orang sulit berdiri akibat gempa.   
Ratusan pekerja kantor dan pembelanja berlarian ke jalan di Hitotsugi,  kawasan belanja di Akasaka, pusat Kota Tokyo. Aneka barang rumah tangga dan kebutuhan pun berceceran di jalan dari rak sejumlah toko yang roboh.   

The U.S. Geological Survey (USGS) awalnya menyatakan bahwa kekuatan gempa kemarin sebesar 7,9 SR dengan kedalaman 15,1 mil di timur Sendai. Tetapi, USGS kemudian merevisi bahwa kekuatan gempa mencapai 8,9 SR.

Menyusul gempa itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan, tim pencari dan penyelamat dari banyak negara siap membantu Jepang. Lebih dari 45 negara menyatakan siap berpartisipasi untuk membantu penyelamatan korban gempa di Jepang.

’’Lebih dari 68 tim yang berasal dari 45 negara saat ini sudah standby,’’ terang Elisabeth Byrs, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Masalah Kemanusiaan UN OCHA kepada AFP. Begitu dahsyatnya gempa dan tsunami Jepang itu, dampaknya terasa sampai jauh. Tsunami tersebut dilaporkan telah mengenai wilayah pantai barat AS sekitar 12 jam setelah melanda Jepang.

’’Gelombang tsunami telah tiba di sini sekarang dan laut bergemuruh. Gelombang pasang dan surut terjadi setiap 30 menit,’’ tutur Mike Murphy, kepala darurat di Port Orford, Oregon, AS. Di kota kecil Coos, sekitar 80 km utara Port Oford, gelombang tsunami juga menerjang. Tetapi, skalanya tidak terlalu besar. Belum ada laporan kerusakan yang ditimbulkan di pantai barat AS.

Gelombang tsunami juga menghantam Hawaii, AS, yang berjarak ribuan mil dari pusatnya di Jepang. Sirine tanda datangnya tsunami langsung meraung-raung. Pemerintah Hawaii telah mengevakuasi warga kawasan pantai dengan cepat. The Pacific Tsunami Warning Center melaporkan gelombang pasang terjadi di Pelabuhan Waianae, Hawaii, sekitar pukul 03.24 waktu setempat (pukul 20.24 WIB). Banyak warga meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi. (Rtr/AFP/AP/dwi)

By : Bang Udin
----------------------------------------------------------------------------------
Gunakan ----{ CTRL + F }---- Untuk Mencari Artikel
----------------------------------------------------------------------------------
Postingan Baru :
TERIMAKASIH SUDAH BERKOMENTAR


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar