DON'T LIKE ME

Bikin Baground Foto Blur


 ----------------------------------------------------------------------------------
Depth Of Field (DOF)

DOF secara sederhana dapat diartikan sebagai ruang ketajaman atau ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Dalam istilah fotografi, dikenal dua jenis DOF, DOF lebar dan DOF sempit.
1. DOF Lebar, berarti sebagian besar obyek foto, baik obyek foto terdekat dari kamera sampai obyek terjauh akan fokus/tajam.
2. DOF Sempit, berarti titik fokus/tajam hanya akan ada pada bagian obyek tertentu, sedangkan sisanya blur/tidak fokus.

Kiri: DOF Sempit | Kanan: DOF Lebar (Sumber: Google)
Bagaimana Menghasilkan DOF?
APERTURE
Mari kita pahami dulu tentang aperture. Aperture adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto. Jadi, saat kita menekan shutter lubang di depan sensor kamera akan terbuka, settingan aperture inilah yang mengatur besar kecil bukaan tersebut. Fungsi aperture selain sebagai jendela yang mengatur sedikit banyaknya cahaya yang masuk, juga berfungsi untuk mengatur efek ngeblur dan fokusnya obyek pada foto kita.
Dalam kamera bukaan diafragma dilambangkan dengan huruf  ” f ” (misal: f 3.5 ; f 5.6 ; f 8, dsb). Nah, sedikit rumus (walah kaya Matematika):
1. Semakin kecil angka ” f ” (f 1.8, f2, dsb) berarti semakin besar lubang diafragmanya dan semakin banyak volume cahaya yang masuk, lalu DOF akan semakin sempit
2. Semakin besar angka “f” (f 8, f 22, dsb) berarti semakin kecil lubang diafragmanya, semakin sedikit volume cahaya yang masuk, lalu DOF akan semakin lebar.
bentuk bukaan diafragma (sumber:google)
bentuk bukaan diafragma (sumber:google)

Ilustrasi pengaruh besar kecil “F” pada DOF (Sumber: Google)
Sudah kebayang prinsipnya?

PRAKTEK

Ayo pegang kameranya, kita coba setting mode kamera pada mode Aperture Priority
hundle Mode Aperture (sumber: google)
hundle Mode Aperture (sumber: google)
UJI COBA #1
Oke sobat TP’ers mari praktekin tekniknya, coba dilihat contoh foto pertempuran dibawah ini:
dengan aperture f/11, shutter speed 1/8 detik, ISO 3200
dengan aperture f/11, shutter speed 1/8 detik, ISO 3200
Foto di atas menggunakan bukaan aperture di f/11. Nah dengan menggunakan settingan seperti ini antara kedua prajurit tampak jelas/tidak blur. Nah teknik menggunakan angka f  besar biasanya digunakan oleh tOekangpoto untuk memotret lanskap atau pemandangan, supaya ruang ketajaman menjadi lebih luas. Maksudnya,  latar depan dan belakang semaunaya akan jelas tanpa takut ngeblur.
Catatan:
Efek samping dari mengatur diafragma diangka besar adalah kecepatan rana/kecepatan pemotretan jadi lambat.  So,  sobat harus hati-hati dengan goyangan tangan pada kamera yang akan menyebabkan foto blur karena goyangan.
UJI COBA #2
Coba sobat TP’ers ganti settingan dengan f yg lebih kecil, pada foto contoh dibawah ini digunakan f1,8. Eng ing eng…. Kita bisa bikin foto lebih berdimensi, hanya prajurit TP’ers sang pemenang yg dibuat jelas dan fokus, sedangkan musuhnya pasukan Israel ngeblur gak karuan.
dengan aperture f/2,8, shutter speed 1/125 detik, ISO 3200
dengan aperture f/2,8, shutter speed 1/125 detik, ISO 3200
Tapi jangan lupa titik fokus harus kita tempatkan di prajurit TP’ers sang gagah berani yaaaaa. Kalau terbalik, justru jangan-jangan prajurit Israel yang jadi jelas/fokus dan prajurit TP’ers ngeblur.
dengan aperture f/2,8, shutter speed 1/125 detik, ISO 3200
dengan aperture f/2,8, shutter speed 1/125 detik, ISO 3200
Oke sob kebayang kan?. Contoh sederhana ini bisa jadi bayangan bagaimana  cara membuat background jd ngeblur….(huuuf lega juga,  udah bikin tulisan ini)
Jadi inga..inga….Klo mau bikin foto ngeblur setting angka “f ” sekecil-kecilnya yang dimiliki oleh lensa sobat sekalian.
Nah yang ini asli karya saya Iptahudin Fotografer :
 Dengan aperture f/5,6, shutter speed 1/1000 detik, ISO 200
 Dengan aperture f/5,6, shutter speed 1/800 detik, ISO 200
 
Dengan aperture f/5,6, shutter speed 1/160 detik, ISO 200

By : http://toekangpotoid.wordpress.com
----------------------------------------------------------------------------------
Gunakan ----{ CTRL + F }---- Untuk Mencari Artikel
----------------------------------------------------------------------------------
Postingan Baru :

Read More...

Objek Wisata Situ Gede di Tasikmalaya


 ----------------------------------------------------------------------------------
Merupakan obyek wisata yang menawarkan keindahan panorama alam situ dengan hiasan hutan alam yang berada pada sebuah pulau kecil (nusa) yang terletak di tengah situ. Dengan luas keseluruhan sekitar 47 hektar, dan ditengah nusa seluas satu hektar terdapat Makam Eyang Prabudilaya, salah seorang tokoh agama Islam dari Tasikmalaya.
Keberadaan Situ memiliki fungsi sebagai sumber irigasi bagi lahan sawah di sekitarnya. Sementara keberadaanya pun menjadi daya tarik wisata alam yang cukup besar mengingat letaknya yang tidak begitu jauh dari pusat Kota Tasikmalaya, sekitar 30 menit perjalanan dengan kendaraan.
Kawasan Situ Gede memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang setiap tahunnya dilengkapi oleh pemerintah. Di antaranya gapura, loket, musola, toilet, jogging track, serta taman. Masyarakat sekitar menjadikan kawasan tersebut sebagai lahan mata pencaharian mereka di antaranya kios-kios, warung nasi yang menawarkan aneka menu ikan khas Situ Gede, penyewaan rakit, penyewaan perahu motor, atau pun sekedar mencari ikan untuk dijual.
Keberadaan Situ Gede pun menawarkan berbagai alternatif wisata, seperti wisata air, wisata ziarah, wisata olahraga, sampai wisata kuliner. Sehingga di lokasi Situ Gede ini masih membutuhkan tangan-tangan investor untuk ikut serta dalam pengembangnnya.
Akan lebih menarik bila di lokasi Situ Gede dibangun tempat penginapan, penyewaan jetsky, restoran yang representatif, kios-kios cinderamata, kawasan outbond, taman bermain, dermaga pemancingan, dan lain-lain. Namun untuk pembangunan di Situ Gede harus tetap mengacu pada master plan yang disusun untuk tetap menjaga kelestarian alam.
Salah satu sumber daya alam yang belum dimanfaatkan secara optimal yang dapat diandalkan untuk pembangunan perekonomian masyarakat Kota Tasikmalaya adalah objek wisata situ gede yang terletak dikelurahan Linggajaya dan Mangkubumi Kecamatan Mangkubumi. 
Situ Gede merupakan sebuah danau seluas 47 Ha dengan kedalaman air antara 1,5 s.d. 6 meter. Ditengah-tengah terdapat sebuah pulau dengan luas 1 Ha, dipulau ini dimakamkan Eyang Prabudilaya yang legendanya berkembang di masyarakat Kota Tasikmalaya, letak situ gede relatif dekat dengan pusat Kota Tasikmalaya, kuang lebih+4 km. 
Fasilitas bagi wisatawan adalah gazebo 7 buah, tempat parkir cukup luas, masjid, MCK, rakit, tempat memancing, taman dan camping ground
Aktivitas para wisatawan yang dapat dilakukan adalah joging, memancing, menjala ikan, mengelilingi pulau dengan rakit, menikmati pemandangan alam dengan nuansa pedesaan yang sejuk dan segar, menikmati bakar dan goreng ikan dikios-kios sekitar objek wisata, serta ziarah ke pulau situ gede.
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=1034&lang=id#sthash.ehtT4TNr.dpuf

Situ Gede merupakan obyek wisata yang menawarkan keindahan panorama alam situ dengan hiasan hutan alam yang berada pada sebuah pulau kecil (nusa) yang terletak di tengah situ. Dengan luas keseluruhan sekitar 47 hektar, dan ditengah nusa seluas satu hektar terdapat Makam Eyang Prabudilaya, salah seorang tokoh agama Islam dari Tasikmalaya.
Keberadaan Situ memiliki fungsi sebagai sumber irigasi bagi lahan sawah di sekitarnya. Sementara keberadaanya pun menjadi daya tarik wisata alam yang cukup besar mengingat letaknya yang tidak begitu jauh dari pusat Kota Tasikmalaya, sekitar 30 menit perjalanan dengan kendaraan.
Salah satu sumber daya alam yang belum dimanfaatkan secara optimal yang dapat diandalkan untuk pembangunan perekonomian masyarakat Kota Tasikmalaya adalah objek wisata situ gede yang terletak dikelurahan Linggajaya dan Mangkubumi Kecamatan Mangkubumi. 
Situ Gede merupakan sebuah danau seluas 47 Ha dengan kedalaman air antara 1,5 s.d. 6 meter. Ditengah-tengah terdapat sebuah pulau dengan luas 1 Ha, dipulau ini dimakamkan Eyang Prabudilaya yang legendanya berkembang di masyarakat Kota Tasikmalaya, letak situ gede relatif dekat dengan pusat Kota Tasikmalaya, kuang lebih+4 km. 
Fasilitas bagi wisatawan adalah gazebo 7 buah, tempat parkir cukup luas, masjid, MCK, rakit, tempat memancing, taman dan camping ground
Aktivitas para wisatawan yang dapat dilakukan adalah joging, memancing, menjala ikan, mengelilingi pulau dengan rakit, menikmati pemandangan alam dengan nuansa pedesaan yang sejuk dan segar, menikmati bakar dan goreng ikan dikios-kios sekitar objek wisata, serta ziarah ke pulau situ gede. Kebetulan waktu itu aktifitas saya melakukan pemotertan alam situ gede ternyata bagus juga hasilnya di bawah ini. 
 Gambar 1 View Full
Gambar 2 View Full 
Gambar 3 View Full 
Gambar 4 View Full 
Gambar 5 View Full 
Gambar 6 View Full 
Gambar 7 View Full 
Merupakan obyek wisata yang menawarkan keindahan panorama alam situ dengan hiasan hutan alam yang berada pada sebuah pulau kecil (nusa) yang terletak di tengah situ. Dengan luas keseluruhan sekitar 47 hektar, dan ditengah nusa seluas satu hektar terdapat Makam Eyang Prabudilaya, salah seorang tokoh agama Islam dari Tasikmalaya.
Keberadaan Situ memiliki fungsi sebagai sumber irigasi bagi lahan sawah di sekitarnya. Sementara keberadaanya pun menjadi daya tarik wisata alam yang cukup besar mengingat letaknya yang tidak begitu jauh dari pusat Kota Tasikmalaya, sekitar 30 menit perjalanan dengan kendaraan.
Kawasan Situ Gede memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang setiap tahunnya dilengkapi oleh pemerintah. Di antaranya gapura, loket, musola, toilet, jogging track, serta taman. Masyarakat sekitar menjadikan kawasan tersebut sebagai lahan mata pencaharian mereka di antaranya kios-kios, warung nasi yang menawarkan aneka menu ikan khas Situ Gede, penyewaan rakit, penyewaan perahu motor, atau pun sekedar mencari ikan untuk dijual.
Keberadaan Situ Gede pun menawarkan berbagai alternatif wisata, seperti wisata air, wisata ziarah, wisata olahraga, sampai wisata kuliner. Sehingga di lokasi Situ Gede ini masih membutuhkan tangan-tangan investor untuk ikut serta dalam pengembangnnya.
Akan lebih menarik bila di lokasi Situ Gede dibangun tempat penginapan, penyewaan jetsky, restoran yang representatif, kios-kios cinderamata, kawasan outbond, taman bermain, dermaga pemancingan, dan lain-lain. Namun untuk pembangunan di Situ Gede harus tetap mengacu pada master plan yang disusun untuk tetap menjaga kelestarian alam.
Salah satu sumber daya alam yang belum dimanfaatkan secara optimal yang dapat diandalkan untuk pembangunan perekonomian masyarakat Kota Tasikmalaya adalah objek wisata situ gede yang terletak dikelurahan Linggajaya dan Mangkubumi Kecamatan Mangkubumi. 
Situ Gede merupakan sebuah danau seluas 47 Ha dengan kedalaman air antara 1,5 s.d. 6 meter. Ditengah-tengah terdapat sebuah pulau dengan luas 1 Ha, dipulau ini dimakamkan Eyang Prabudilaya yang legendanya berkembang di masyarakat Kota Tasikmalaya, letak situ gede relatif dekat dengan pusat Kota Tasikmalaya, kuang lebih+4 km. 
Fasilitas bagi wisatawan adalah gazebo 7 buah, tempat parkir cukup luas, masjid, MCK, rakit, tempat memancing, taman dan camping ground
Aktivitas para wisatawan yang dapat dilakukan adalah joging, memancing, menjala ikan, mengelilingi pulau dengan rakit, menikmati pemandangan alam dengan nuansa pedesaan yang sejuk dan segar, menikmati bakar dan goreng ikan dikios-kios sekitar objek wisata, serta ziarah ke pulau situ gede.
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=1034&lang=id#sthash.ehtT4TNr.dpuf
By : Bang Udin
----------------------------------------------------------------------------------
Gunakan ----{ CTRL + F }---- Untuk Mencari Artikel
----------------------------------------------------------------------------------
Postingan Baru :

Read More...

Go Green Iptahudin Fotografer 1


 ----------------------------------------------------------------------------------
 Ke Indahan Alam memberikan kesempatan buat para fotografer menikmati dan mengabdikan keindahan itu salah satu dari sekian banyak fotografer di dunia yang seperti adalah saya. semoga karya - karya saya bermanfaat buat pembaca. 
 Pemotretan di lakukan pada pagi hari di Gunung Terang, Provinsi Lampung Full Image.

 Pemotretan di lakukan pada siang hari di Cukuhnau, Kec, Sungai Are. Muara Dua, Oku Selatan Sumatera Selatan Full Image.
  
Pemotretan di lakukan pada siang hari di Pantau Muton, Lampung Full Image.
Pemotretan di lakukan pada siang hari di Cukuhnau, Kec, Sungai Are. Muara Dua, Oku Selatan Sumatera Selatan Full Image dan di samping kanan saya potret pada siang hari di Pantai Muton, Lampung Full Image.

Saya memotretnya menggunakan kamera SLR. Semoga bermanfaat buat kalian pembaca.

By : Bang Udin
----------------------------------------------------------------------------------
Gunakan ----{ CTRL + F }---- Untuk Mencari Artikel
----------------------------------------------------------------------------------
Postingan Baru :

Read More...

Mengatur diafragma dan kecepatan shutter dalam mode manual (M)


 ----------------------------------------------------------------------------------
Manual mode (dilambangkan dengan huruf M) pada kamera digital disediakan bagi mereka yang ingin berkreasi dengan eksposure dalam fotografi. Intinya, kendali akan nilai shutter dan diafragma yang digunakan, sepenuhnya ditentukan oleh sang juru potret. Tidak seperti mode lain (P/A/S) yang menjadikan light-meter kamera sebagai penentu referensi eksposure yang tepat, pada mode M ini light-meter hanya menjadi indikator seberapa banyak eksposure yang kita tentukan mendekati eksposure yang dianggap tepat oleh kamera.Tantangan yang dihadapi dengan memakai mode manual ini hanya dua : kalau kita salah menentukan eksposure, hasil foto bisa menjadi under-exposed (terlalu gelap) atau justru menjadi over-exposed (terlalu terang). Tujuan fotografi yang baik tentu menghindari adanya over atau under pada sebuah foto yang mana perlu adanya kendali akan eksposure yang tepat dan teliti.
Sekedar mengingat tulisan saya terdahulu soal optimalkan fitur manual pada kamera, bukaan diafragma dan kecepatan shutter memegang peranan utama dalam menentukan nilai eksposure. Diafragma menentukan seberapa banyak intensitas cahaya yang dibolehkan untuk masuk ke kamera secara bersamaan, sementara shutter menentukan seberapa lama cahaya mengenai sensor sebelum foto diambil. Sebagai pedoman dalam fotografi, dikenal istilah f-stop, yang intinya menyatakan seberapa banyak penambahan atau pengurangan intensitas cahaya yang memasuki kamera (Exposure value/Ev). Setiap kelipatan 1-stop artinya kita menambah cahaya dua kali lipat dari nilai stop sebelumnya, atau mengurangi cahaya setengah dari nilai stop sebelumnya.
Pengaturan bukaan diafragma
Untuk dapat mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk melalui lensa, diafragma pada lensa kamera bisa membuka dengan besaran diameter yang bisa dirubah. Besar kecilnya bukaan diafragma dinyatakan dalam f-number tertentu, dimana f-number kecil menyatakan bukaaan besar dan f-number yang besar menyatakan bukaan kecil. Selain itu, secara karakteristik optik lensa, bukaan besar akan membuat foto yang DOFnya sempit (background bisa blur), dan bukaan kecil akan membuat DOF lebar (background tajam).
Saat mengatur nilai diafragma (aperture), ingatlah bahwa setiap stop ditandai dengan nilai f-number tertentu yang digambarkan dalam deret berikut, urut dari yang besar hingga kecil  :
f/1f/1.4f/2 - f/2.8f/4f/5.6f/8f/11- f/16f/22f/32 dst
Sebagai contoh :
  • jika kita berpindah 1-stop dari f/2 ke f/2.8, maka kita akan mengurangi setengah intensitas cahaya yang masuk ke kamera
  • jika kita berpindah 1-stop dari f/8 ke f/5.6, maka kita akan menambah intensitas cahaya yang masuk ke kamera dua kali lipat dari sebelumnya
Perhatikan kalau kamera modern umumnya memberi keleluasaan untuk merubah diafragma di skala yang lebih kecil, dalam hal ini perubahan f-stop dilakukan pada kelipatan 1/2 hingga 1/3 f-stop sehingga bisa didapat banyak sekali variasi eksposure yang bisa didapat dari mengatur nilai diafragma. Sebagai contoh, diantara f/5.6 hingga f/8 bisa terdapat f/6.3 dan f/7.1 yang memiliki rentang 1/3 stop.
tabel-diafragma
Percobaan di bawah ini menunjukkan hasil foto yang didapat dari variasi diafrgama, dengan sebuah foto referensi di f/5.6 (nilai shutter dibuat tetap di 1/125 detik dan ISO 100). Tujuannya untuk melihat bagaimana efek dari merubah bukaan diafragma terhadap eksposure foto yang dihasilkan. Terdapat 3 foto yang over dengan kelipatan 1-stop dan 3 foto yang under dengan kelipatan 1-stop.
contoh-variasi-diafragma
Dari contoh di atas tampak pada 3 stops diatas referensi normal, foto tampak amat terang (over) yang ditandai dengan banyaknya area yang wash-out (highlight-clipping). Demikian juga pada 3 stops dibawah referensi normal, foto tampak amat gelap (under).
Pengaturan kecepatan shutter
Sama halnya dengan diafragma, setelan kecepatan shutter pun punya pedoman berupa deret yang mewakili 1-stop. Berikut adalah variasi kecepatan shutter dengan kelipatan 1-stop, urut dari yang lambat hingga yang cepat ( d menyatakan detik ) :
1d – 1/2d - 1/4d  – 1/8d – 1/15d - 1/30d – 1/60d – 1/125d – 1/250d – 1/500d – 1/1000d
Sebagai contoh :
  • jika kita berpindah 1-stop dari 1 detik ke 1/2 detik, maka kita akan mengurangi setengah intensitas cahaya yang masuk ke kamera
  • jika kita berpindah 1-stop dari 1/60 detik ke 1/30 detik, maka kita akan menambah intensitas cahaya yang masuk ke kamera dua kali lipat dari sebelumnya
Percobaan di bawah ini menunjukkan hasil foto yang didapat dari variasi kecepatan shutter, dengan sebuah foto referensi di 1/125 detik (nilai diafragma dibuat tetap di f/5.6 dan ISO 125). Tujuannya untuk melihat bagaimana efek dari merubah kecepatan shutter terhadap eksposure foto yang dihasilkan. Terdapat 3 foto yang over dengan kelipatan 1-stop dan 3 foto yang under dengan kelipatan 1-stop.
contoh-variasi-shutter
Dari gambar di atas terlihat bahwa semakin cepat shutter speednya, maka cahaya yang masuk ke dalam sensor akan semakin kecil sehingga gambar menjadi lebih gelap. Begitu juga sebaliknya untuk kecepatan yang semakin lambat, cahaya yang masuk akan bertambah banyak sehingga gambar menjadi lebih terang. Dengan kata lain, kita bisa menyatakan bahwa di 1/500 detik hasil fotonya under exposed sebanyak 2 stops dan di 1/30 detik fotonya over exposed sebanyak 2 stops.
Reciprocity
Maka itu dalam memakai mode manual, perubahan nilai diafragma tidak bisa mengabaikan nilai shutter dan sebaliknya. Artinya untuk mendapat eksposure yang tepat, baik diafragma dan shutter memegang peranan yang sama. Ada sebuah istilah penting dalam berkreasi dengan eksposure, yaitu reciprocity, dimana artinya adalah bagaimana setelan shutter dan diafragma harus saling berlawanan untuk meniadakan efeknya. Jadi bila kita mengekspos sensor dengan waktu yang lebih lama, maka secara di sisi yang lain kita mengecilkan bukaan diafragma untuk mengurangi cahaya yang masuk sehingga bisa mendapat eksposure yang sama. Prinsipnya sebuah eksposure konstan bisa didapat dari berbagai variasi nilai shutter dan diafragma, selama mempertahankan prinsip reciprocity ini.
Untuk mencobanya, siapkan kamera anda dan gunakan mode manual. Bila kamera sudah berada di nilai eksposure yang tepat, coba naikkan diafragmanya 1 stop sehingga indikator light-meter akan menunjukkan eksposure bergeser -1 stop. Selanjutnya kurangi kecepatan shutternya 1 stop, tampak indikator light-meter akan kembali ke nilai eksposure normal. Begitulah cara kerja reciprocity, kalau yang satu ditambah, satu lagi dikurangi, sehingga hasil akhirnya tetap sama.
contoh-reciprocity
Contoh diatas menunjukkan beberapa variasi reciprocity yang memberi eksposure konstan. Dari percobaan ini tampak bahwa untuk menjaga supaya eksposure tetap sama, nilai diafragma dan shutter harus saling berlawanan. Bila membuka diafragma besar (f/2), maka shutter harus dibuat cepat (1/1000 detik). Bila mengecilkan diafragma (f/16), konsekuensinya shutter harus dibuat lebih lama (1/15 detik). Inilah esensi dari prinsip reciprocity. Perhatikan dengan bukaan diafragma besar (f/2 hingga f/2.8), didapat foto yang punya background blur, sebaliknya dengan bukaan kecil (f/11 hingga f/16) didapat background dan objek yang sama-sama tajam.

Contoh foto pengujian dan sebagian tulisan di atas diambil dari artikel pada ayofoto.com yang berjudul “Konsep Reciprocity Dalam Menentukan Exposure” yang dibuat oleh Taufik Zamzami, dengan seijin penulis yang bersangkutan pada 19 November 2008.

Sumeber :http://gaptek28.wordpress.com
----------------------------------------------------------------------------------
Gunakan ----{ CTRL + F }---- Untuk Mencari Artikel
----------------------------------------------------------------------------------
Postingan Baru :

Read More...

Wallpaper Hasil Iptahudin Fotografer


 ----------------------------------------------------------------------------------
1.   Wallpaper Gambar Bunga 
 View Full Image 1
View Full Image 2
 View Full Image 3

2.   Wallpaper Gambar Daun
3.   Wallpaper Gambar Alam


By : Bang Udin
----------------------------------------------------------------------------------
Gunakan ----{ CTRL + F }---- Untuk Mencari Artikel
----------------------------------------------------------------------------------
Postingan Baru :

Read More...

Memahami Aspek dan istilah-istilah lensa kamera DSLR


JUDUL  : Memahami Aspek dan istilah-istilah lensa kamera DSLR


 ----------------------------------------------------------------------------------

Anda perlu browsing sendiri untuk melihat daftar istilah yang digunakan untuk mengacu ke spek yang dijelaskan di sini.

1. Focal length (riil dan ekivalen)

Focal length adalah jarak titik focus lensa. Hal ini mempengaruhi: lebarnya bidang pandang lensa (FL ekivalen), tebalnya ruang tajam (FL riil), dan perbandingan ukuran benda-benda yang jaraknya berbeda dari lensa (FL ekivalen). Makin besar FL lensa, maka bidang pandang akan makin sempit (seolah-olah kita mendekati obyek), ruang tajam akan makin sempit (di jarak dan bukaan yang sama), dan benda-benda yang jauh (background) akan terlihat makin sama ukurannya dengan benda-benda yang dekat (foreground atau objek utama). Persamaan ukuran ini biasa disebut juga sebagai (efek) kompresi: karena benda-benda di belakang terlihat berukuran tidak terlalu berbeda dengan objek di depan, maka mereka terlihat seolah-olah berjarak lebih dekat satu sama lain.
Berbeda dengan definisi yang sering dipakai orang awam, lensa “zoom” berarti lensa tersebut mempunyai FL yang bervariasi. Misalnya seperti contoh di atas, mempunyai FL 17-50mm. Lensa yang bisa membuat kita seolah-olah mendekati objek disebut lensa tele (bukan zoom), dan lensa-lensa tele ini biasanya mempunyai FL 135mm ke atas. Di sisi lain, bisa saja lensa tele juga merupakan lensa zoom, misalnya lensa dengan FL 150-500mm (FLnya besar = tele, FLnya bervariasi = zoom). Kebalikan dari tele adalah wide (bidang pandang lebar, FL kecil).
Apa maksudnya FL riil dan ekivalen? FL riil berarti angka tersebut mengacu ke jarak fokus lensa itu sendiri. FL ekivalen sebuah lensa mengacu ke jarak fokus lensa yang jika dipasang di kamera fullframe akan mempunyai field of view (bidang pandang) yang sama dengan lensa tersebut (jika dipasang di kamera tersebut).
Misalnya: lensa 50mm jika dipasang di kamera Olympus PEN akan mempunyai field of view yang sama dengan lensa 100mm di kamera fullframe. Maka, lensa 50mm dikatakan mempunyai FL ekivalen sebesar 100mm di kamera Olympus PEN. Faktor pengali (2x lipat) ini disebut “crop factor”, yang dipengaruhi ukuran sensor kamera tersebut.
Tidak perlu bingung, karena kebanyakan yang menuliskan FL ekivalen adalah lensa yang terpasang di kamera pocket. Jika Anda melihat suatu kamera pocket menuliskan FLnya 28mm, kemungkinan besar FL riilnya hanyalah sekitar 5mm, dan 28mm tersebut adalah FL ekivalen.
Tidak semua lensa adalah lensa zoom. Ada juga lensa prime/fix, yang hanya mempunyai satu FL yang tetap. Misalnya, lensa 50mm. Kelebihan lensa 50mm ini adalah kualitas yang (biasanya) lebih bagus, dan aperture maksimal yang lebih besar. Apa itu aperture maksimal?

2. Bukaan/aperture maksimal

Kebanyakan lensa menuliskan aperture maksimal yang bisa digunakan lensa tersebut. Sebagai contoh, lensa kit/standar DSLR yang biasanya mempunyai spek 18-55mm, f/3.5 – 5.6. Spek ini berarti, lensa tersebut mempunyai rentang FL antara 18mm hingga 55mm. Di FL 18mm, lensa tersebut mempunyai aperture maksimal f/3.5; di FL 55mm lensa tersebut mempunyai aperture maksimal f/5.6.
Jika suatu lensa zoom hanya mempunyai satu angka aperture yang dituliskan, berarti lensa zoom tersebut mempunyai aperture maksimal yang sama, terlepas dari FL yang digunakan. Misalnya di contoh lensa 17-50/2.8 tadi, maka lensa tersebut bisa dibuka maksimal hingga f/2.8, dari FL paling wide (17mm) hingga paling tele (55mm).

3. Crop factor

Seperti yang dijelaskan di atas, kamera mempunyai crop factor. Untuk merk-merk DSLR kebanyakan, hanya ada dua jenis kamera: fullframe (tanpa crop factor, atau crop factor 1x) dan APS-C yang mempunyai crop factor 1.5x (Nikon, Sony, Pentax), atau 1.6x (Canon). Kamera fullframe mempunyai ukuran sensor yang lebih besar dibandingkan APS-C. Karena itu, lensa yang digunakan pun akan berbeda.
Lensa fullframe menghasilkan gambar yang lebih luas di bidang sensor, sedangkan lensa APS-C menghasilkan gambar yang lebih sempit, dan hanya cukup menutupi bidang sensor sebesar APS-C saja. Karena itu, lensa fullframe bisa digunakan di kamera APS-C, tapi lensa APS-C tidak bisa digunakan di kamera fullframe. Jika lensa APS-C digunakan di kamera fullframe, maka hasilnya akan vignetting (ada warna hitam di sekeliling foto), karena lensa hanya menghasilkan gambar di bagian tengah bidang sensor fullframe tersebut. Ini pun, tidak semua lensa APS-C bisa dipasang di kamera fullframe. Beberapa lensa bisa menjorok terlalu dalam hingga akan terpukul oleh gerakan lensa dalam kamera, misalnya.
Lensa crop factor APS-C vs. fullframe ini dituliskan sebagai: EF-S vs EF (Canon), DX vs FX (Nikon), Di II vs Di (Tamron), dsb.

4. Peredam getaran

Beberapa lensa mempunyai mekanisme peredam getaran. Jika kita memegang kamera dengan tangan, mau tidak mau kamera akan bergoyang, walaupun sedikit. Di shutter speed yang pelan, goyangan ini akan terlihat di hasil foto. Mekanisme ini memungkinkan elemen-elemen lensa untuk bergerak melawan arah goyangan/getaran tangan kita, sehingga mengurangi efek goyangan yang terlihat di foto.
Kebanyakan mekanisme peredam getaran bisa mengurangi getaran hingga 2 stop, yang berarti efek goyangannya akan dikurangi sehingga terlihat seolah-olah kita memotret dengan shutter speed 4x lebih cepat (sama dengan 2 stop).
Mekanisme ini disebut dengan IS (Canon), VR (Nikon), VC (Tamron), OS (Sigma), OSS (Sony E), dsb.

5. Motor/mekanisme focusing

Banyak produsen lensa yang menggunakan motor/mekanisme focusing yang berbeda di lensa mereka. Jika suatu lensa menggunakan mekanisme yang bagus, biasanya hal ini akan dicantumkan di nama lensanya. Mekanisme yang bagus biasanya berarti lensanya akan lebih cepat saat autofocusing, dan suaranya pun lebih halus.
Mekanisme ini disebut dengan USM (Canon), SWM (Nikon), USD/PZD (Tamron), HSM (Sigma), SSM (Sony), dsb.

6. Internal focusing

Lensa biasanya akan berputar dan memanjang/pendek saat focusing. Internal focusing berarti lensa tersebut tidak memanjang/pendek ataupun berputar saat focusing. Hal ini berguna saat Anda menggunakan filter yang perlu digunakan dengan sudut yang sama, misalnya GND atau CPL.

7. Rear focusing

Istilah rear focusing pada lensa berarti pada lensa melakukan focusing dengan menggerakkan elemen belakang. Hal ini mengakibatkan focusing menjadi lebih cepat dan halus.
Hingga titik ini, sebenarnya semua spek lensa yang penting sudah Anda ketahui. Istilah-istilah berikutnya hanya mengacu ke teknologi yang digunakan di elemen-elemen optis. Teknologi tersebut mempengaruhi hasil akhir foto, sehingga harusnya sudah tercantum dalam reputasi dan hasil review lensa tersebut.

8. Aspherical element

Aspherical element menandakan bahwa lensa tersebut menggunakan elemen optis yang bentuknya bukan bundar (saya juga tidak paham persis). Hal ini mengurangi efek cembung pada hasil foto, dan juga memungkinkan rancangan lensa yang lebih ringkas dan berkualitas.

9. Low dispersion

Apakah Anda pernah melihat warna keunguan (biasanya) di pinggir daerah-daerah yang cerah/berwarna putih di foto Anda? Hal ini disebut color fringing atau color aberration (CA). Low dispersion menandakan bahwa lensa tersebut mempunyai CA yang kurang daripada lensa yang tidak mempunyai low dispersion.

By : http://blajarmotret.wordpress.com
----------------------------------------------------------------------------------
Gunakan ----{ CTRL + F }---- Untuk Mencari Artikel
----------------------------------------------------------------------------------
Postingan Baru :

Read More...

Segitiga Exposure : ISO, Aperture, Shutter Speed


JUDUL  :  Segitiga Exposure : ISO, Aperture, Shutter Speed


 ----------------------------------------------------------------------------------
Kamera adalah suatu alat yang digunakan untuk ‘menangkap’ cahaya lewat sensor. Informasi dari cahaya yang ditangkap di sensor itu lalu diterjemahkan menjadi gambar. Jika jumlah cahaya yang tertangkap di sensor itu kurang, maka gambar akan menjadi terlalu gelap (underexposed/UE). Sebaliknya, jika cahaya yang tertangkap di sensor berlebihan, maka gambar akan menjadi terlalu terang (overexposed/OE).
 
Ada tiga hal yang bisa disetting di kamera untuk mengatur exposure: shutter speed, aperture, dan ISO. Apa peran dari masing-masing settingan tersebut?
Jika diibaratkan sensor adalah sebuah ember, dan cahaya adalah air yang akan diisikan ke ember tersebut, maka exposure yang ‘tepat’ adalah saat ember terisi air pas hingga bibir ember. Jika tinggi air tidak mencapai bibir ember, maka gambar akan underexposed, dan jika air luber maka gambar overexposed.

KONSEP

1. Shutter speed

Shutter speed adalah kecepatan atau lamanya shutter membuka sehingga cahaya mengenai sensor. Jadi, shutter speed bisa diibaratkan lamanya kita membuka keran untuk mengisi air. Semakin lama keran dibuka, maka akan semakin banyak air yang mengisi ember.
Shutter speed diukur dalam satuan waktu, dan kamera DSLR rata-rata dapat menggunakan shutter speed dari 1/4000 detik hingga 30 detik. Karena shutter speed yang digunakan kebanyakan kurang dari satu detik (pecahan), maka biasanya yang tertulis di viewfinder kamera adalah pecahannya saja (shutter speed 1/100 detik akan tertulis 100) di viewfinder. Satuan ‘detik’ biasanya tertulis sebagai tanda kutip (“), jadi shutter speed 2 detik akan tertulis sebagai 2″. Terkadang satuan detik digunakan juga dalam pecahan, misalnya 0.6″.
Makin besar angkanya, maka gambar akan makin gelap. Faktor pengali satu stop adalah 2x, misalnya shutter speed 1/100 akan 1 EV lebih terang daripada shutter speed 1/200 jika scene dan settingan yang lain tetap sama.
(EV adalah satuan brightness, di mana selisih 1EV berarti selisih brightness yang disebabkan jumlah cahaya yang masuk berbeda 2x lipat. 1 EV sering disebut juga 1 stop, istilah warisan dari jaman kamera film dulu.)

2. Aperture

Aperture adalah bilah-bilah (biasanya terbuat dari logam) yang terdapat di dalam lensa. Bilah-bilah ini dapat bergerak, saling berpotongan dan menutupi sekeliling penampang lensa, sehingga hanya bagian tengah lensa yang dapat dilewati cahaya. Dengan demikian, aperture bisa diibaratkan penampang pipa yang menyalurkan air. Walaupun sama-sama hanya dibuka selama satu detik, misalnya, pipa yang besar akan mengalirkan air lebih banyak daripada pipa yang sempit.
Satuan aperture adalah diameter bukaan bilah-bilah. Dinyatakan dalam pecahan, biasa tertulis sebagai f/X atau 1/X, di mana X adalah angka aperturenya. Yang tertulis di viewfinder kamera seringkali hanya angka X nya saja.
Faktor pengali satu stop adalah √2 (akar dua), atau gampangnya 1.4x; artinya bukaan f/3.5 akan 1EV lebih terang daripada bukaan f/5.6. Makin besar angkanya, maka gambar akan makin gelap.

3. ISO

ISO adalah sensitifitas sensor. Makin tinggi ISO, maka makin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk mencapai brightness tertentu. Menaikkan ISO bisa diibaratkan memasukkan bebatuan ke dalam ember sehingga jumlah air yang dibutuhkan semakin sedikit.
Satuan ISO adalah angka ISO. Faktor pengali satu stop adalah 2x, di mana ISO 800 akan 1EV lebih terang daripada ISO 400.

EFEK PADA FOTO

Selain mengatur brightness gambar, masing-masing sisi segitiga exposure ini mempengaruhi hasil akhir foto.
Shutter speed yang lama akan memungkinkan objek atau kamera bergerak selama cahaya mengenai sensor, sehingga foto menjadi blur, sebagian atau sepenuhnya.
Aperture yang besar (angka aperture yang kecil) akan menghasilkan depth-of-field (ruang tajam) yang sempit, sehingga benda-benda yang berjarak tidak terlalu jauh dari jarak fokus pun akan mulai blur. Hal ini bisa jadi hal positif jika ingin membuat bokeh, namun bisa jadi hal negatif jika kita ingin mempunyai ruang tajam yang luas.
ISO yang tinggi berarti sensornya makin sensitif, dan efeknya menimbulkan noise pada gambar.

MENGATUR EXPOSURE

Kamera mempunyai kemampuan ‘melihat’ scene dan menghitung exposure yang tepat untuk scene tersebut, bahkan menghitung kombinasi aperture, shutter speed, ISO untuk scene tersebut. Dalam kamera ada mode exposure manual (Manual) dan otomatis (Automatic, Program, Aperture Priority dan Shutter Speed Priority). Silakan periksa manual kamera masing-masing untuk mempelajari mode-mode ini lebih lanjut,

Sumber : http://blajarmotret.wordpress.com/2012/04/18/iso-aperture-shutter-speed-segitiga-exposure/
----------------------------------------------------------------------------------
Gunakan ----{ CTRL + F }---- Untuk Mencari Artikel
----------------------------------------------------------------------------------
Postingan Baru :

Read More...